Gunung Merapi, gunung berapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, saat ini mengalami aktivitas vulkanik yang tinggi. Pada Kamis (27/7/2023) teramati 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya. Selain itu, asap kawah utama juga mencapai ketinggian sekitar 350 meter dari puncak. Aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berpotensi menyebabkan guguran lava, awan panas, dan lontaran material vulkanik. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten. Gunung Merapi berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020.
– Terdapat 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya
– Asap kawah utama mencapai ketinggian sekitar 350 meter dari puncak
– Aktivitas Gunung Merapi masih tinggi, termasuk pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran
– Gunung Merapi berpotensi menyebabkan guguran lava, awan panas, dan lontaran material vulkanik
– Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten
– Gunung Merapi berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020
Ringkasan:
Gunung Merapi saat ini mengalami aktivitas vulkanik yang tinggi, seperti guguran lava, awan panas, dan lontaran material vulkanik. Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten. Gunung Merapi berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020. Masyarakat sekitar dihimbau untuk tetap berhati-hati dan menghindari kegiatan di daerah potensi bahaya.
KOMENPINTAR.com– Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY pada Kamis (27/7/2023), pukul 00.00-06.00 WIB teramati mengalami 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng).
Sementara asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi membumbung sekitar 350 meter dari puncak.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menjelaskan aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi.
Aktivitas tersebut di antaranya berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
“Sekarang potensi bahaya masih sama seperti yang bulan Maret,” ujarnya kepada Komenpintar.com, Kamis (27/7/2023).
Erupsi Gunung Merapi berpotensi menimbulkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat. Selain itu, bisa menyebabkan lontaran material vulkanik.
Sementara wilayah yang berpotensi terdampak di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.
Gunung Merapi saat ini berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020.
Kondisi terkini Gunung Merapi
Berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terdapat 29 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-25 mm selama 46.36-149.64 detik pada Kamis (27/7/2023) pukul 00.00-06.00 WIB.
Gempa guguran merupakan gerakan yang muncul akibat aliran lava yang jatuh ke bawah akibat gravitasi Bumi.
Merapi juga mengalami 4 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-6 mm, S-P 0,3-0,5 detik berdurasi 5,88-6,56 detik. Gempa ini berupa getaran dengan frekuensi tinggi diikuti gelombang frekuensi rendah.
Selain itu, terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-36 mm selama 9,96-10,2 detik.
Lava dan awan panas
Di sisi lain, lelehan lava dan awan panas juga muncul di sungai-sungai sekitar yang berhulu ke Merapi.
Di Sungai Boyong atau Kali Code yang berlokasi di wilayah selatan Merapi, guguran lava dan awan panas turun hingga maksimal 5 km.
Kondisi yang sama juga terjadi di Sungai Bedog daerah Sleman, Sungai Krasak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Magelang, serta Sungai Bebeng di Desa Kamiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Di tiga sungai tersebut, guguran lava dan awan panas bahkan turun sejauh maksimal 7 km.
Di sektor tenggara, lava dan awan panas turun di Sungai Woro, Klaten, Jawa Tengah sejauh maksimal 3 km serta di Sungai Gendol, Sleman 5 km.
Sementara itu, letusan eksplosif yang mungkin terjadi dari kawah Gunung Merapi dapat menimbulkan lontaran material vulkanik menjangkau radius 3 km dari puncak.
Atas aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Merapi, BPPTKG menghimbau agar masyarakat sekitar tetap berhati-hati.
Antisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan bahaya lahar saat turun hujan juga perlu diwaspadai.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya. Penambangan di sungai yang berhulu di Gunung Merapi juga sebaiknya dihentikan.
Status aktivitas Gunung Merapi akan berubah seiring peningkatan aktivitas yang signifikan. segera ditinjau kembali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Komenpintar.com. Kunjungi Instagram kami “Komenpintar.com News Update”, caranya klik link https://www.instagram.com/komen.pintar, kemudian join.
#Update #Gunung #Merapi #Juli #Terjadi #Kali #Guguran #dan #Awan #Panas
Klik disini untuk lihat sumber berita