Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas rata-rata negara G20 dan juga berada di atas banyak negara lain di dunia. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang kedua tertinggi di antara negara-negara terbesar di dunia G20. Saat ini, berbagai negara di dunia juga menghadapi masalah inflasi yang kompleks dan berbagai faktor seperti el nino, masalah perang, dan ketegangan China-Amerika Serikat. Di samping itu, sebanyak 30 negara menjadi pasien IMF, tetapi hanya 11 negara yang mulai membaik. Indonesia berhasil mengatasi berbagai masalah seperti pangan, pupuk, dan energi. Tingkat optimisme kalangan industri terhadap perekonomian Indonesia (PMI Manufaktur) juga berada di level ekspansif, yang lebih tinggi daripada Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Selain itu, tingkat pengangguran juga kembali ke angka 5,45%.
Ringkasan:
– Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas rata-rata negara G20
– Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang kedua tertinggi di antara negara-negara terbesar di dunia G20
– Berbagai negara di dunia menghadapi masalah inflasi yang kompleks
– Faktor seperti el nino, perang, dan ketegangan China-Amerika Serikat mempengaruhi masalah dunia saat ini
– Terdapat 30 negara yang menjadi pasien IMF, tetapi hanya 11 negara yang mulai membaik
– Indonesia berhasil mengatasi masalah pangan, pupuk, dan energi
– Tingkat optimisme kalangan industri terhadap perekonomian Indonesia (PMI Manufaktur) berada di level ekspansif
– Tingkat pengangguran kembali ke angka 5,45%
JAKARTA, KOMENPINTAR.com – Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas rata-rata negara G20. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada di atas berbagai negara lain di dunia.
“Bahkan di antara negara-negara terbesar di dunia G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu adalah yang kedua. Kita tumbuh di 5,03 persen,” kata dia dalam acara Main Event Sewindu Proyek Strategis Nasional, Rabu (26/7/2023).
Airlangga mengatakan, saat ini berbagai negara di dunia juga sedang menghadapi masalah inflasi.
Oleh karenanya sebut dia, masalah dunia saat ini tidak hanya kompleks, tetapi juga bertingkat.
Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu antara lain adanya el nino, masalah perang, dan masalah ketegangan China dan Amerika Serikat. “Itu semuanya kompleks,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut terdapat 30 negara yang menjadi pasien IMF atau Dana Moneter Internasional. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 negara baru mulai membaik.
Sebagai perbandingan, pada Krisis Moneter 1998, hanya kurang dari 10 negara yang menjadi pasien IMF. Namun, kali inj pasca pandemi Covid-19 lebih banyak negara menjadi pasien IMF.
“Semua negara menghadapi masalah food, fertilizer, dan energy. Alhamdulilah, Indonesia menangani itu semua,” ungkap dia.
Kemudian, Airlangga melaporkan tingkat optimisme kalangan industri terhadap perekonomian (PMI Manufaktur) Indonesia berada di level ekspansif 52,7.
Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki PMI Manufaktur di tingkat 47,7, Vietnam 46,2, dan Filipina 50,9.
“Perekonomian juga mengakibatkan pengangguran turun, jadi tingkat pengangguran kembali ke level di angka 5,45, pengangguran terbuka,” tutup dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Komenpintar.com. Kunjungi Instagram kami “Komenpintar.com News Update”, caranya klik link https://www.instagram.com/komen.pintar, kemudian join.
#Airlangga #Pertumbuhan #Ekonomi #Indonesia #Nomor #Antara #G20
Klik disini untuk lihat sumber berita