[Konten ini adalah opini dan menjadi tanggung jawab penulis serta tidak mewakili pandangan redaksi Komen Pintar]
Akhir-akhir ini cuaca lagi kurang bersahabat, ya. Dari pagi sampe siang panas banget gak ketolongan, bikin seluruh badan basah penuh keringet. Eh, udah mau jelang sore tetibaan ujan deres sekenceng-kencengnya. Hmm… Apakah kita udah masuk peralihan musim alias pancaroba, ya? Pokoknya berasa aneh, deh.
Gak cuma cuaca, sih. “Suhu perpolitikan” di negeri +62 juga lagi “panas-panasnya”. Yah, banyak momen yang kita ketahui bersama telah terjadi dan bikin geger sehingga menimbulkan aksi-reaksi dalam pro dan kontra. Mereka yang di “pucuk pohon” keliatannya adem aja, walaupun ada sindir-sindiran alus. Sedangkan yang di “akar rumput”, urat tegang banget dengan saling lempar serangan ‘kalimat-frasa-kata’ di beberapa media sosial.
Yah, namanya juga udah masuk tahun politik. Kita tontonin aja, lah. Omong-omong bicara tahun politik, selain “suhu panas” ada hal yang lazim terjadi dan biasanya dipake buat ngegosok-gosok apa aja yang bisa digosok lho. Gak lain-gak bukan yakni kabar/ info antah-berantah tak bertuan.
Kenapa antah-berantah dan tak bertuan? Karena gak jelas asal-muasal sumbernya dan gak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Nah, kalau bahasa kerennya itu biasa kita kenal dengan berbagai istilah, seperti hoax, misleading content, disinformation, false contect, atau manipulated content dan lain-lain.
Seperti salah satu kejadian yang baru-baru ini Chika alami dan bikin Chika kepo setengah mati. Jadi gini, kemaren malam pada 1 November 2023 sebelum Chika bobok cantik, ada notifikasi WhatsApp masuk dari salah satu grup yang pastinya ada Chika di situ. Hehehe. Isi message-nya, sih, sebuah video berketerangan “forwarded/ diteruskan”.
Chika langsung buka, dong, karena menarik juga judul dan caption pendampingnya. Bukan maen kagetnya Chika, ternyata isi video itu ngeliatin sebuah pertunjukkan “adu jotos tak berimbang” alias pengeroyokan!
Chika gak tega ngeliatnya dan langsung tutup HP. Sambil elus dada, Chika bicara dalam hati. “Aduh, kenapa pake dibuka segala sih. Malah serem banget lagi videonya. Hadeuh.” Pertanyaannya, kan. “Kenapa bisa Chika buka, ya?”
Gimana gak Chika buka, soalnya keterangan di dalam video yang berjudul “Kayak Gini Masih Dibilang Hoaks Pemukulan TKA ke Warga Morowali?” itu bilang kayak gini:
“Di Morowali, TKA ASENG mulai berani menghakimi Penduduk Lokal hingga parah….. Viralkan dan kita lihat apakah aparat kepolisian mau mengusutnya, Tak elok ditonton.”
Otomatis, rasa nasionalisme Chika naik ke top level. Sebagai anak bangsa, gak tega ngeliat satu bangsa disiksa abis-abisan kayak gitu. Pengen rasanya Chika terusin juga ke beberapa grup dan calon-calon pacar.
Sebelum Chika pencet tombol forward, Chika konfirmasi dulu ke teman Chika yang ngirim video itu. Menurut pengakuannya, dia dapet video itu dari “grup seberang” dan andaikata pun ditelusuri terus-menerus, jawabannya pasti sama dengan jawaban teman Chika itu. Oke gak masalah, tapi rasa penasaran Chika makin menjadi-jadi. Chika akhirnya cari tau sendiri ke berbagai sumber tentang kebenaran dari video yang kontroversial itu.
Rekam Jejak Digital dan Klarifikasi
Video itu berdurasi 1 menit 33 detik. Walaupun Chika dapet dari kiriman grup WA, tapi Chika ketemu salah satu akun X (dulu Twitter) bernama Haris Pertama. Menurut penelusuran Chika, akun bercentang biru itu pertama kali yang mengupload ke media sosial X pada Rabu, 1 November 2023, pukul 09.58 pagi. (FYI, saat opini ini ditulis postingan tersebut telah dihapus).

Menariknya, postingan tersebut telah di-repost dan di-like ribuan kali serta menerima beberapa komentar “unik” di dalamnya. Seperti yang ditulis oleh akun X berinisial @Ben_Idzardi dan @gengsidonk.


Masih di dalam postingan akun @knpiharis itu, akun milik Humas Polda Sulteng (@humaspolsulteng) juga memberikan tanggapan selang 2 jam kemudian.

Ke-kepo-an Chika pun berlanjut, pada Kamis (2 November 2023) Chika nemuin pernyataan resmi Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Djoko Wienarto. Beliau negesin bahwa kejadian dalam video itu sebenernya gak terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Terkait hal tersebut saya sudah konfirmasi ke Kapolres (Morowali). Itu tidak benar. Kalau dicermati di video tersebut, SPBU terdapat logo Shell. SPBU tersebut di daerah Morowali tidak ada,”—Kabid Humas Polda Sulteng, Djoko Wienarto
Di hari yang sama, pihak Polres Morowali juga angkat bicara dan mengklarifikasi kebenaran dari video viral yang kontroversial itu.
“Video yang beredar tersebut tidak terjadi di Morowali, dan tidak ada kejadian serupa di Morowali. Saat ini, Kabupaten Morowali berada dalam keadaan aman dan kondusif. Saya mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tidak menyebarkan berita palsu di media sosial serta menekankan pentingnya menjaga situasi keamanan di Kabupaten Morowali agar kita dapat terus membangun wilayah ini,”—Kapolres Morowali, AKBP Suprianto
Chika juga mendapatkan konfirmasi dari salah satu perusahaan yang banyak mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) di Morowali. Pihak perusahaan PT IMIP yang diwakili oleh Humas mereka menjelaskan video yang beredar tersebut tidak benar dan dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjadi sebuah konten viral.
“Video hoax itu. Nanti ketika kita suruh keluarkan statemen resmi atas nama pribadi,biasanya menolak dengan alasan saya cuman share dari group sebelah,”—Dedy Kurniawan
Kekepoan dan Pencarian pun Berlanjut
Sampai di sini, setengah dari ke-kepo-an Chika tentang adanya hoaks pemukulan TKA ke warga Morowali udah keliatan titik terangnya. Setengahnya lagi belom, karena Chika masih kepo. Sebenernya peristiwa itu berlangsung kapan dan di mana. Chika lanjutin lagi, deh, penelusuran dan ketemu jawabannya.
Dari temuan Chika, peristiwa itu terjadi di negeri seberang yang masih serumpun sama kita. Yes, di Malaysia. Ada dua media Malaysia yang memberitakan peristiwa tersebut. Pertama, Dayakdaily.com. Kedua, ada Majority.com.

Kedua media Negeri Jiran itu memberitakan kejadian penganiayaan terjadi di Jalan Stephan Yong, Kuching, Sarawak Malaysia. Dayakdaily.com melakukan publish berita pada Jumat, 6 Oktober 2023, pukul 11.06 waktu Malaysia. Sedangkan Majority.com (website dan instagram) memberitakan peristiwa terjadi pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Korban dalam video tersebut katanya, sih, udah ngelaporin peristiwa yang menimpanya ke pihak kepolisian setempat. Dalam laporannya, korban menerima tindakan kekerasan dari sebuah geng yang menuduhnya mencuri besi di belakang sebuah toko di Jalan Stephen Yong.

Ya, ya, ya… Ternyata oh ternyata, pemukulan yang dilakukan TKA ke warga Morowali adalah HOAKS, Pemirsaa! Yup, kabar antah-berantah “tak bertuan” itu bener-bener bisa bikin kita kebawa esmosih kalau langsung ditelen mentah-mentah. Tapi kalau kamu lagi rileks dan santai, minimal jangan langsung forward, minimal kepoin dulu aja. Kalau lagi sibuk? Yah tutup HP aja. Hehehe…
Gimana? Setuju gak sama Chika?
—By: Chika Aulia Puji Lestari—