Pimpinan dan pejabat struktural Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan kiriman bunga misterius berisi kalimat nyinyir. Karangan bunga tersebut dikirim oleh oknum yang menyebut diri sebagai “Tetangga”. Karangan bunga berisi pesan “Selamat Atas Keberhasilan Bapak Alexander Marwata Memasuki Pekarangan Tetangga” dan “Selamat Atas Keberhasilan Anda Bapak Asep Guntur Rahayu Memasuki Pekarangan Tetangga”. Tulisan tersebut terkait dengan status tersangka Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Pimpinan KPK juga mendapatkan ancaman dan teror dalam beberapa hari terakhir. Para pejabat KPK menerima pesan-pesan teror melalui aplikasi Whatsapp dan karangan bunga yang dikirim ke rumah mereka. Karangan bunga misterius tersebut muncul setelah KPK menetapkan Henri Alfiandi dan bawahannya sebagai tersangka kasus suap. TNI juga mengekspresikan ketidaksetujuan mereka atas penangkapan tersebut. Selain teror dan karangan bunga, pimpinan KPK juga mengalami pembunuhan karakter dengan beredarnya gambar tangkapan layar akun media sosial Twitter yang mengikuti akun yang tidak senonoh. Ketiga pihak swasta juga menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Mereka diduga memberikan uang sekitar Rp 5 miliar kepada Henri melalui Afri karena ditetapkan sebagai pemenang lelang pengadaan peralatan di Basarnas. Pengungkapan kasus suap di Basarnas terjadi setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan.
Ringkasan:
– Pimpinan dan pejabat KPK mendapat kiriman bunga berisi kalimat nyinyir dari oknum yang menyebut diri “Tetangga”.
– Karangan bunga berisi ucapan selamat terkait status tersangka Kepala Basarnas.
– Pimpinan KPK juga mendapat ancaman dan teror melalui Whatsapp dan karangan bunga.
– TNI mengekspresikan ketidaksetujuan atas penangkapan terhadap prajurit aktif.
– Pembunuhan karakter terjadi dengan beredarnya gambar tangkapan layar akun media sosial Twitter.
– Tiga pihak swasta juga menjadi tersangka dalam kasus suap di Basarnas.
– Kasus suap di Basarnas terungkap setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan.
JAKARTA, KOMENPINTAR.com – Pimpinan dan pejabat struktural Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan kiriman bunga misterius berisi kalimat nyinyir.
Foto dari sumber istimewa yang didapatkan Komenpintar.com menunjukkan bahwa karangan bunga yang dikirim oleh oknum yang menyebut diri sebagai “Tetangga”.
Karangan itu berisi pesan “Selamat Atas Keberhasilan Bapak Alexander Marwata Memasuki Pekarangan Tentangga” yang diletakan di depan sebuah rumah.
Foto lainnya bertuliskan, “Selamat Atas Keberhasilan Anda Bapak Asep Guntur Rahayu Memasuki Pekarangan Tetangga”.
Untuk diketahui, Alexander Marwata adalah Wakil Ketua KPK yang mengumumkan status tersangka Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya Henri Alfiandi dan bawahannya, Letkol (Adm) Afri Budi Cahyanto pada Rabu (26/7/2023).
Alex mengatakan, keduanya diduga menerima suap hingga Rp 88,3 miliar selama 2021-2023.
Dihubungi Komenpintar.com, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengungkapkan, pimpinan KPK dalam beberapa hari terakhir mendapat banyak ancaman, teror yang menyangkut nyawa, hingga kekerasan.
Pesan-pesan teror itu disampaikan melalui aplikasi Whatsapp maupun medium lain ke rumah pimpinan dan pejabat struktural KPK.
“Kami dalam beberapa hari ini sedang banyak mendapat tantangan dan ancaman/teror nyawa dan kekerasan, yang disampaikan ke Whatsapp maupun karangan bunga yang dikirim ke rumah rumah struktural dan pimpinan KPK karena memberantas korupsi,” kata Ghufron kepada Komenpintar.com, Senin (31/7/2023).
Menurut Nurul Ghufron, karangan bunga itu di antaranya datang pada Jumat (28/7/2023) malam.
Berdasarkan catatan Komenpintar.com, pada 28 Juli kemarin, sejumlah pejabat tinggi di lingkungan TNI mendatangi gedung KPK.
Mereka berkoordinasi terkait penanganan kasus dugaan suap Kepala Basarnas dan bawahannya yang memiliki latar belakang TNI aktif.
Usai didatangi jenderal-jenderal TNI, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menyampaikan permintaan maaf dan mengatakan pihaknya tidak berwenang mengusut kasus prajurit TNI aktif.
Pihak TNI juga mengaku keberatan karena KPK menetapkan Henri Alfiandi dan Afri sebagai tersangka.
Mereka menegaskan pihak yang berwenang mengumumkan status tersangka prajurit TNI adalah penyidik militer, bukan KPK.
Selain teror dan karangan bunga, Nurul Ghufron menyebut dirinya juga mengalami pembunuhan karakter.
Ia disorot karena beredar gambar tangkapan layar akun media sosial Twitter miliknya mengikuti akun yang tidak senonoh.
Menurut Ghufron, informasi yang menyudutkan dirinya itu merupakan fitnah dan tidak benar.
Sebab, ia mengaku jarang menggunakan media sosial tersebut dan akun yang di-follow bisa saja berubah berisi konten tidak senonoh sesuai kemauan penggunanya.
“Akhirnya, mohon masyarakat memahami pembunuhan karakter ini terjadi pada hari jumat malam tanggal 28 Juli 2023,” ujar Ghufron.
Sebelumnya, KPK menetapkan Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi dan orang kepercayaannya, Afri Budi Cahyanto sebagai tersangka.
Afri merupakan Koordinator Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas. Ia juga merupakan prajurit TNI Angkatan Udara (AU) berpangkat Letkol Adm.
Keduanya diduga menerima suap hingga Rp 88,3 miliar sejak 2021-2023 dari berbagai pihak. KPK juga menetapkan tiga pihak swasta sebagai tersangka
Sebagian dari terduga penyuap itu adalah Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan; Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati Marilya; dan Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama Roni Aidil.
Ketiganya diduga memberikan uang sekitar Rp 5 miliar kepada Henri melalui Afri karena ditetapkan sebagai pemenang lelang pengadaan peralatan di Basarnas.
Pengusutan dugaan korupsi di Basarnas diungkap ke publik setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada Selasa (25/7/2023).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Komenpintar.com. Kunjungi Instagram kami “Komenpintar.com News Update”, caranya klik link https://www.instagram.com/komen.pintar, kemudian join.
#Pimpinan #dan #Pejabat #KPK #Dapat #Kiriman #Bunga #Misterius #Bernada #Teror #dari #Tetangga
Klik disini untuk lihat sumber berita