Siapa yang tidak mengenal keindahan alam Raja Ampat di Indonesia? Tak hanya pengunjung dalam negeri yang mencintainya namun juga hingga turis mancanegara. Tapi omong-omong, ternyata Raja Ampat mempunyai kembaran di Sulawesi. Adalah Pulau Sombori yang keindahannya memesona karena kepintaran masyarakat sekitar dalam menjaga keasriannya.
Pulau Sombori merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Morowali ini berada di Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Memiliki luas sekitar 147.700 hektar, Sombori juga termasuk sebagai salah satu kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia dari sekitar 201 kawasan konservasi laut yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Mengapa Sombori Dijuluki Raja Ampat Mini?
Ternyata, alasan Sombori kerap dijuluki Raja Ampat Mini ini karena memiliki pantai dengan hamparan pasir putih nan indah dipandang mata.
Tak hanya memiliki pemandangan pantai yang indah, Pulau Sombori juga kaya dengan keanekaragaman biota di bawah laut, dari mulai koral, terumbu karang hingga ikan-ikan. Bahkan terkadang juga masih ada sekelompok lumba-lumba atau pasu yang berkeliaran di perairan Pulau Sombori tersebut. Maka tak heran Sombori dikenal juga sebagai tempat snorkeling dan diving yang eksotis.
Spot-spot cantik di pulau yang masuk wilayah administratif Provinsi Sulawesi Tengah ini juga beragam. Dari mulai Pulau Koko, Puncak Kayangan Resort, Rumah Nenek, Gua Berlian hingga penampakan Atol. Atol merupakan serangkaian terumbu karang berbentuk melingkar atau setengah lingkaran yang hampir menyerupai sebuah cincin. Selain di Sombori, Indonesia juga mempunyai atol terbesar ketiga di dunia yaitu di Taman Nasional Takabonerate di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Pintar Menjaga Kelestarian Lingkungan Sombori
Adalah Sombori Dive Conservation (SDC) Morowali yang menjadi penjaga kelestarian dan segala keanekaragaman hayati di sekitar Pulau Sombori. Kiprah SDC Morowali dalam memastikan ekosistem di Pulau Sombori berjalan baik tak perlu lagi diragukan.
Bahkan karena kehebatannya, SDC Morowali dianugerahi Penghargaan Kalpataru 2021 tepatnya di kategori penyelamat lingkungan bersama dua lembaga lainnya, yaitu Lembaga Pengelola Hutan Desa Pasar Rawa dari Sumatera Utara serta Forum Pemuda Peduli Karst Citatah dari Jawa Barat pada Oktober 2021 silam.
Kehebatan Sombori Dive Conservation (SDC) Morowali pun diapresiasi oleh Kawasan Industri Morowali atau PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). PT IMIP merasa mempunyai kesamaan tujuan dengan SDC Morowali yakni melestarikan lingkungan daerah yang disebut-sebut sebagai surga-nya nikel.
IMIP pun langsung mengajak SDC Morowali untuk bekerja sama merencanakan pelestarian pesisir Morowali secara berkelanjutan. Dan akhirnya pada Juni 2022, bentuk kerja sama PT IMIP dan SDC Morowali terwujud dengan adanya kegiatan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Sombori pada Rabu (1/6/2022).
“Perbaikan lingkungan, apapun bentuknya itu, memang sudah menjadi fokus utama kami (PT IMIP). Kalau dikatakan rehabilitasi yang dilakukan akan berdampak pada ekonomi masyarakat, itu menjadi nilai tambah. Alasan yang paling mendasar adalah melestarikan alam. Kita berharap tentunya, alam yang begitu indah ini jangan sampai dirusak hanya karena faktor ekonomi semata. Dua hal tersebut haruslah sejalan,” kata Irsan Widjaja, Direktur Operasional PT IMIP.
Ketua SDC Morowali, Kasmudin dalam acara tersebut juga mengatakan bahwa pihaknya merasa terbantu dengan kehadiran PT IMIP yang berkomitmen menjaga lingkungan Sombori-Morowali. Sebelumnya PT IMIP dikabarkan telah memberikan bantuan perahu untuk patroli konservasi.
“Tak hanya sebatas rehabilitasi saja. Sebelumnya PT IMIP telah memberikan bantuan perahu yang dijadikan sebagai patroli konservasi. Bantuan ini ternyata, sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam kondisi darurat,” ujar Kasmudin.
Untuk kedepannya, PT IMIP bersama SDC Morowali akan melakukan ragam upaya untuk menjaga pesisir Morowali dari mulai membuat perpustakaan terapung, pemberdayaan UMKM di wilayah Desa Mbokita dan juga pemecahan rekor dunia lewat rehabilitasi terumbu karang seluas 1.000 hektare lebih.