Listrik tak hanya berperan penting di kehidupan rumah tangga ataupun sebagai penerangan lampu-lampu jalan di daerah, namun juga digunakan pada skala besar seperti perindustrian. Sebagai daerah yang mempunyai kawasan industri Obvitnas (Objek Vital Nasional) hingga Proyek Strategis Nasional (PSN), daerah Morowali nyatanya masih krisis listrik.
Bahkan saking sudah mengganggunya pemadaman bergilir ini, masyarakat Morowali yang diwakili oleh Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Morowali (AMMM) dan Aliansi Pelanggan Listrik Menggugat (Pelita) Morowali melakukan aksi unjuk rasa ke pihak pemerintah setempat pada November 2021. Mereka semua ingin krisis listrik ini segera diatasi.
Ya, meskipun sektor perindustrian tidak terganggu secara langsung karena memiliki PLTU tersendiri demi menunjang pemasokan listrik setiap harinya, namun yang tak bisa dilupakan adalah para pekerja di kawasan industri Morowali juga tinggal di daerah yang sedang krisis listrik tersebut.
Meski bisa saja bagi PLTU perusahaan untuk menyalurkan listrik ke warga sekitar, namun tidak bisa dilakukan begitu saja. Dalam pendistribusian listrik oleh PLTU dari sektor industri, tentunya dibutuhkan kerja sama antara PLTU dengan pihak pemerintahan terutama PLN. Diketahui selama ini PLN juga melakukan jual beli listrik lewat Penandatangan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang diatur melalui Kementerian ESDM.
Ketidakstabilan penyediaan listrik di daerah sekitar bisa memberikan efek domino kepada kegiatan yang ada di perindustrian.
Padahal, dengan adanya pengembangan kawasan industri Morowali yang baru hadir selama kurang dari 10 tahun terakhir sudah bisa berkontribusi kepada pendapatan daerah, hingga mengantarkan Morowali menjadi daerah dengan PDRB tertinggi se-Sulteng di 2020.
Perputaran uang pun terbilang tinggi seiring berkembangnya sektor usaha lain di sekitar jalanan menuju kawasan industri Morowali. Diketahui, hingga 2020 telah tumbuh 129 perusahaan dan 2.261 sarana perdagangan baik itu toko hingga warung. Ekonomi terlihat bertumbuh di daerah kabupaten Morowali.